Pages

Thursday 3 January 2013

sejak

Sore itu langit berwarna kemerahan. Awan abu-abu pucat mengarah ke utara dan burung Gelatik Jawa bersenandung di parabola atap-atap rumah. Langit kotaku kala itu berada di antara sisa mendung dan jingga senja yang meriah. Di sepanjang jalan darmo yang notabene menjadi pusat pergaulan dan pergumulan, lalu lintas padat merayap. Pohon Trembesi meneteskan air sisa gerimis dari celah ranting dan permukaan dedaunan.

nada pesan singkat membangunkan tidur nyenyakmu.

***
Perempuan itu terbangun dari tidur siangnya yang biasa. Tangannya refleks menggapai ke samping, meraba meja kecil di dekat peraduan mimpinya. Mengambil kacamata tebal yang selalu ia kenakan untuk memandang ruang yang dia hafal betul di kepala. Lantas bersusah payah duduk dan membaca pesan singkat di telepon genggamnya, sambil membetulkan letak sandaran kepala.

Pesan menjijikkan itu hanya terdiri dari 4 huruf. Klise dan terangkai membentuk kata paling murahan sedunia, paling menjemukkan, dan paling tidak berdaya bagi apa-apa yang telah patah.

"maaf"

tanpa titik tanpa spasi, tanpa sisa ego dan batas hierarki. Tanda baca hanya akan membuatnya hiperbolis. Dia tidak butuh itu. "omong kosong" katanya. "Tidak ada yang lebih menyedihkan di dunia ini daripada permintaan maaf yang tak pada tempatnya".

Lantas wanita itu melepas kacamatanya. Meletakkan benda itu lebih jauh dari jangkauan tangannya. Di meja kecil di sisi tempat tidurnya, di sebelah kotak kecil yang mengeluarkan radiasi tempat pesan itu tertera. Dia tidak ingin terbangun (lagi) untuk sesuatu yang sia-sia belaka. "Sungguh kenikmatan negri utopis mana yang bisa kamu dustakan kisana?", batinya berkata. Tiap suara terisi hampa, pelan-pelan Buminya kedap suara. Hening.

Lantas cahaya perak muncul dari balik gelap yang tidak pernah ia suka.

***

Di negri utopis tempatmu berdiri saat ini, sebuah pesta tergelar meriah. Di sebuah tanah lapang yang rumputnya sedikit basah. Di bawah barisan pohon yang sebagian dedaunannya berwarna kuning dan merah. Lampu-lampu taman menyala terang di hari yang benderang. Manis sekali. Semanis senyummu di suatu pagi yang berembun namun cerah.

Di sebelahmu berdiri lelaki itu, Makhluk surga yang diklaim semesta untukmu. Lelaki paruh baya berwajah tampan, dengan dua mata berwarna coklat cerah yang menggemaskan. Yang di kedalaman tatapannya kamu tenggelam dalam kedamaian yang syahdu nan teduh. Lelaki tanpa nama tersebut sedang menggenggam tanganmu dalam busana yang serba putih. Sempurna sekali. Kamu tak lagi perlu khawatir dikhianati bahkan oleh persepsimu sendiri.

***

Nobody said it was easy  
It's such a shame for us to part  
Nobody said it was easy  
No one ever said it would be this hard  
Oh, take me back to the start
 

I was just guessing at numbers and figures 
Pulling the puzzles apart  
Questions of science, science and progress  
Do not speak as loud as my heart
coldplay - the scientist

Di Bumi yang sedang tak kedap suara. Lelaki itu menatap jauh kedalam layar kaca. Mengembara dari satu dunia ke dunia maya. Di malam yang temaram, bulan bersinar lemah, angin membawa kenangan bergerak cepat. Melawati ruang-ruang padat yang telah retak. Pujangga picisan yang menyedihkan. Pengembara bertampang lusuh, dengan bekas luka dan masa lalu yang patah.

Di sebuah bilik pengakuan. Siapapun yang mengagungkan kejujuran, mungkin takkan pernah siap dengan sebuah kenyataan nista. Ikhlas memang tak pernah mudah, tak semudah berkata "ah" saat menemukan sesuatu yang istimewa. Semua orang merasa berhak bahagia. Merasa berhak atas hidup yang sempurna. Setelah ini semuanya takkan sama. Mungkin di matamu, kita tak lagi paripurna.

"seseorang yang baik akan dipasangkan dengan yang baik, begitu pula yang buruk dengan yang buruk. atau mungkin saja yang baik akan dipasangkan dengan yang buruk, agar yang buruk bermetamorfosa menjadi yang baik." adalah sebuah kata-kata bijak yang tak pernah lunas dipersiapkan. Seperti halnya True love never run smooth.

Hal yang paling menyenangkan adalah saat keberadaan kita menjadi alasan seseorang berbahagia. Segalanya menjadi lengkap dan berarti. Saat bahagia itu lenyap dan kita tak dibutuhkan lagi, mungkin ada baiknya kita pergi. Meninggalkan kenangan yang baik. Membiarkan orang tersebut mengejar apa yang pantas dia miliki.

setidaknya, kehadiran dan kepergianku tak sia-sia untuk hidupmu.