Di teras dua rumah beberapa tahun silam.
"kalo ini selesai, ntar kita keliling Jawa dulu, Ini rutenya: Pertama kita kesini.. kesini.. lalu kesini....... terakhir di sini. (sembari menunjuk peta sederhana hasil pengetahuan yang seadanya)."
"Aku punya bayangan, nanti kamu jadi orang sukses ad. Ayahku juga bilang gitu ke aku. Kamu mesti percaya! Luluso sek, ntar kita keliling, Aku janji." (25 Agustus 2010)
Hingga hasil postingan ini terpublish, saya masih menyimpan pesan singkat kawan baik saya. Saat itu merupakan tahun yang cukup berat. Tak ada yang lebih menyiksa daripada patah hati dan merasa terpenjara. Tak ada pilihan lain.
"Only hate the road when you’re missin' home..
Only know you love her when you let her go
And you let her go" (passanger - let her go)
Lembar Kartu Hasil Studi saya sukses remuk di tempat sampah. Nasakom. Berantakan. Kesepian dan sinisme menyerang. Saya mempertanyakan cara Tuhan mengasuh hasil kerjanya atas apa yang ada di pikiran saya.
Tahun tahun berlalu. Hidup mendorong saya menciptakan sebuah mahakarya. Wajah kedua. Wadah kosong yang bebas saya isi apa saja. Sebuah buku yang saya baca menjelaskannya dengan cukup baik - Berputar menjadi sesuatu yang bukan kita, demi bisa menjadi diri kita lagi. Saya lakukan apa saja untuk bisa bertahan lebih lama, untuk bisa berjalan lebih jauh dari yang sudah-sudah. Sejak awal saya sudah salah strategi. Saya tak pernah tau apa yang saya inginkan. Saya hanya tau apa yang saya sukai. Lalu saya mulai menulis. Tentang apa saja. Setidaknya dalam tulisan, saya menjadi saya.
4 tahun berlalu setelah masa suram itu. Saya tuntaskan yang saya butuhkan. Tapi hidup seringkali mengajarkan kita begitu keras untuk akrab dengan ketidakpastian dan segala kejutan-kejutan. Mau tidak mau, saya diharuskan untuk ahli menjadi sesuatu yang bukan saya.
Setelah beberapa waktu memilih bungkam, Hari ini saya ingin mengingatkan Saya tak ingin dengar kabar bahwasannya kamu menghabiskan berpack-pack rokok dalam sehari atas nama pelarian. Segala yang membuatmu kecanduan kelak akan berbalik memusnahkanmu.
Saya masih menunggu kabar bahagia darimu. kawan lama.
Post-scriptum: Ditulis sembari mendengarkan lagu sheila on 7 - lihat dengar dan rasakan. Latte dan kentang goreng saya sebentar lagi habis. lalu warungnya tutup jam 00.00.