Pages

Tuesday 19 March 2013

milik

Ketika mendengar terjadinya penembakan di Colorado pada pemutaran perdana film Batman, The Dark Knight Rises, saya tidak begitu kaget. Agaknya nolan berhasil membuat sebuah masterpiece lain setelah "memento". Dan bayangan saya benar, hanya soal waktu hingga ada seseorang yang merasa "terinspirasi" dengan karakter dan alur film "Batman - The Dark Knight" film kedua dari trilogi batman yang dibuat oleh Christopher Nolan. 

Anak kecil tentu akan terkagum-kagum dengan milyarder setampan Bruce Wayne (Christian Bale) dan kecanggihan alat-alat rancangan lucius fox (Morgan Freeman), namun James Holmes bukan anak kecil, dia bukan milyarder kaya dan tak pernah sedikitpun menyamai seorang Bruce Wayne, dia bukan batman, dan bahkan bukan siapa-siapa selain seorang lelaki yang mengimani jalan pikiran karakter fiktif.

Siapa sangka, pemegang beasiswa di universitas Colorado itu pada akhirnya memiliki persepsi lain soal hidupnya hingga bahkan para napi pun gemas untuk menghabisi nyawanya. Pada akhir kisah, James menjadi kriminal yang terancam hukuman mati, dimusuhi dunia, dianggap gila, juga terkurung dalam imajinasinya sendiri sebagai titisan Heath Ledger dan berperan sebagai "joker".

"you either die a hero or you live long enough to see yourself become the villain." (harvey dent - two face)

Silahkan tidak percaya, waktu juga memiliki kuasa di atas segala pilihan kita. Seseorang bisa bermetamorfosa seindah kupu-kupu, atau menjelma jadi makhluk terkutuk yang paling dia benci sebelumnya, perspektif kita terhadap kitab suci pada akhrinya ditentukan oleh prinsip yang kita anut. Jika anda masih ingat film carita de angel (dulce maria), tentu anda juga akan ingat dengan suster cecilia, seorang suster cantik yang hampir mengabdikan diri sepenuhnya pada Tuhan, namun memilih menikahi seorang duda beranak satu yang sangat kaya. Tuhan dan fasilitas yang diberikannya, dikalahkan rasa ingin memiliki. Benar ini hanyalah sebuah film, tapi bukankah film seringkali dibentuk berdasarkan sebuah imaji atau ... realita yang telah terjadi?

Goenawan Mohammad dalam salah satu catatan pinggirnya mengatakan "Keserakahan juga bisa tampil dalam bentuk yang lebih halus: kesadaran yang berlebih tentang 'milik'.

Kecintaan manusia dan kecondongannya pada sesuatu acap kali membawa manusia untuk berubah. Segala hal yang berlebih, membuat manusia terasing dari dirinya sendiri.  Bahkan makhluk sekelas aagym pun pada akhirnya tunduk oleh waktu dan rasa jenuh hingga memilih jalan yang membuatnya seperti sekarang ini. Kebencian dan kecintaan berlebih acap kali menutupi segala informasi yang kita perlu, namun saya percaya, seorang ahli juga kerap dibentuk oleh kecintaan dan kebencian berlebih. Para penemu telah membuktikannya.

Manusia kerap dibentuk dari kehancuran bukan dari hidup yang manja. Terlalu ingin menjadi seperti apa dan terlalu takut terhadap apa, pada akhirnya membawa kita menjauh dari kesadaran hakiki. Pada orang tertentu, kehancuran membawa bibit trauma sederhana, ketakutan menjadikannya waspada dan mawas pada kejanggalan situasi tertentu, juga rasa tidak peduli pada segala hal yang masih abu-abu. Darisana lahirlah prinsip, benih cahaya yang muncul dari sisa abu.
Satu persatu perspektif orang yang kita kira baik dibantai, kebutuhan biologis dan psikologis juga berkuasa memperbudak manusia selain materi. Tanyakan saja hal tersebut pada penggemar hair metal yang sekarang jadi anggota FPI atau cobalah curhat dengan harvey dent.

No comments:

Post a Comment