Pages

Sunday 30 September 2012

cahaya kecil. putih abu-abu

ah, keparat sekali rindu ini. sisa bayangmu di sana, lebih brengsek dari lagu pop hari ini :)

masih kau ingat "sayang", kita pernah saling mengingatkan perihal indahnya satelit bumi, dalam petang yang lebih temaram dari kedai kopi di pinggir jalan. saat bintang raksasa enggan pulang. dan terang bercumbu dengan gradasi gelap yang meneduhkan.

"aku baru sampai rumah, tadi kena macet. sudah kamu lihat purnama di luar sana sayang?." ujarku lewat pesan singkat.
"bulannya cantik ya :).. cepat mandi dan istirahat yang... :*
"kangeeen kamu lagiii" begitu katamu di paragraf yang kesekian.
tapi aku lebih suka menatapmu" kata benakku
"iya sayaang,, aku jugaaak kangen kamuu" itu yang tertera dalam layar telepon genggammu

andai aku tidak terikat perjanjian dengan orang sekarat.
andai kematian tidak membuat pikiran terikat erat pada akhirat,
bersamamu, surga dan dunia tidak bersekat.
kita akan berselimut kabut pekat dan segalanya menjadi gelap.
dan kita atas nama cinta akan tamat.
 

jangan pernah percaya pada mulut keparat yang menyatakan kita berpisah akibat film dongeng agamis. itu konyol, apalagi demi gadis berjilbab abu-abu atau demi mengejar perhatian kawan baikmu. mengorbankan iman atas nama iman. menyelamatkanmu dari iblis dalam diriku. pada saatnya nanti, kamu akan paham, aku mencintaimu lebih dari yang kamu pikir kamu pahami.

Semesta menunjukkan cinta lewat jeda dan jarak, lewat kehilangan, lewat benci yang sepat, lewat rindu yang keparat. lewat dosa yang kita buat-buat. masa lalu kita tidak penting. rasa kita tidak penting. kamu bersamanya, dan aku bersama rindu yang entah untuk siapa. kamu "mulai" menyayanginya, dan bagiku kata sayang kehilangan maknanya.

menyebalkan, sekarang ini kita menjadi apa yang dulu pernah kita bahas dan mengamininya dengan label "hal-hal yang kita benci dan harus dihindari". pertahananku tinggal selapis lagi. peparuku mulai sesak akibat mencandu, bir dingin benar-benar mulai menggodaku. aku butuh apapun untuk mengikhlaskanmu. dengan menyebut nama Tuhan, aku belum yakin cukup dengan itu?
aku dengan rindu dan kekhawatiranku,  rimba dan kota hanya terpisah selaput karet seharga lima ribu. mani menggerayangi lubang kaum berpenampilan suci. dan di atas namakan cinta dan janji seorang lelaki.
kau sebut apapun makhluk ini, sudah jadi kodratnya untuk tidak berdaya dihadapan selangkangannya sendiri. 

walaupun kita berpisah dalam informasi yang timpang separuh,
semoga cinta mempertemukan kita dalam keadaan yang baik dan utuh. 
di manapun kamu. 
atas nama rindu yang mulai gemuruh, 
aku ..... padamu.
baik-baiklah kamu di sana. jaga dirimu.

No comments:

Post a Comment