Pages

Sunday 30 September 2012

scene #1 gadis pramusaji berhidung kenari

malam ini saya mendapati sebuah bisikan Ilahi untuk tulisan ini. ide baru yang saya rasa belum pernah anda temu di sana-sini. travel writing sudah mulai menjamur bak kedai-kedai kopi premium, mulai dari lajur lokasi hingga segala informasi tentang kondisi terkini. sudah terlalu banyak yang membahas keindahan sebuah destinasi. semesta memang indah, dari segala pesona, hingga misteri yang menyelimuti. tapi percayalah, tanpa ciptaan Ilahi bernama wanita, seindah apapun alam yang kau temui, takkan mampu menggantikan posisi wanita sebagai "surga" bagi pria normal seperti kami.

jika surga yang sebenarnya tak mampu menyenangkan hati manusia pertama, maka apalah arti semesta bagi seorang pria biasa dibandingkan segala pesonamu hai wanita?

bukankah wajar jika saya mengagumi kecantikan gadis-gadis asing yang saya temui?  daripada saya ikut-ikutan menceritakan alam raya hari ini, bagaimana jika mulai sekarang saya ceritakan "bumbu penyedap" bagi cerita-cerita travelling yang sudah sering anda baca. bukan, ini bukan cerita stensil mini. saya tidak membahas ukuran dada, bentuk pinggul, atau pantat. fokus saya adalah paras dan gemuruh rasa kagum pada wangi yang wanita bawa.

ceritanya malam ini saya kumpul dengan beberapa orang kawan di sebuah kafe kecil di pinggiran kota surabaya. awalnya saya kira kafe tersebut bernama blackbeard (salah satu tokoh bajak laut), tapi setelah saya baca ulang, ternyata papan nama kafe tersebut bertuliskan BLACKBIRD (*burung hitam -red). kafe tersebut menyediakan aneka minuman ala tempat tongkrongan, mulai dari kopi, coklat panas, hingga bir dingin. malam ini, saya lagi-lagi memesan coklat panas, sedangkan kawan-kawan saya memesan cocktail dan 3 botol bir dingin. selain minuman, satu hal yang saya suka dari kafe ini adalah pilihan musik yang mereka perdengarkan. seakan tau selera pelanggan, kafe ini memanjakan telinga kami yang berada di meja sebelah luar. setelah sabtu kemarin lagu-lagu andalan the beatles diputar habis, kali ini mereka perdengarkan pada kami lagu-lagu dari the doors, pink floyd, coldplay,  dsb.

     mau pesan apa mas?

    aku pesan senyummu sekali saja boleh? *kata saya dalam hati

gadis itu berambut panjang, dikuncir ala ekor kuda, dengan tatanan yang sedikit acak-acakan. maklum, malam ini kafe tersebut dalam kondisi yang lumayan ramai. sekitar 5 orang pegawainya tadi, termasuk dia sebagai seorang pramusaji. gadis itu berumur sekitar 23 tahun, tidak terlalu tinggi, bermata sayu, dan berhidung pesek ala gadis Jawa. saya lebih suka menyebutnya gadis berhidung kenari. :).. tapi dia manis. sangat manis hingga mampu membuat coklat panas yang saya pesan malam ini jadi terasa bak coklat impor.

    "siapa yang butuh gula, jika kau beredar di sekitar saya mbak?" *ujar saya dalam hati saat menghadapi secangkir coklat panas yang agak hambar.
    "boleh saya minta sendok, mbak?" *biar kamu balik lagi kemeja saya dan mengaduk-ngaduk hati yang sedang gaduh :p

malam ini dia memakai kemeja bergaris dengan celana jeans berwarna hitam. raut lelah bisa terlihat jelas dari matanya. raut wajah orang-orang pekerja, bukan raut manja gadis-gadis kuliah biasa. sekalipun lelah, tapi dia melayani peminum di kafe tampatnya bekerja dengan baik. volume suara yang lembut, intonasi yang terjaga dan okelah pokoknya.

mungkin sabtu besok saya akan mampir lagi untuk menanyakan namanya.  hari ini sudah terlalu pagi, waktunya saya kembali pada peraduan mimpi.

    tulisan ini adalah pembuktian, bahwa menuliskan pesona wanita lebih sulit daripada melahirkan tulisan mengenai tempat semedi. :)))

No comments:

Post a Comment