Pages

Sunday 30 September 2012

dia ada di mana-mana. sketsa fotomu?

Bagaimana jika, aku ini air sungai yang mengalir dan kamu nyala api pada sebongkah kayu?
Silahkan menari sesukamu, jangan takut terbakar habis sekali waktu lalu musnah jadi abu. Ada tangan-tangan Tuhan yang membawa kita saling bertemu.


Bagaimana jika, aku imajinasimu dan kamu realitaku?
"Satu" tidak akan mampu benar-benar hidup dalam pusara waktu.


Bagaimana jika, aku jawaban dari segala tanya bagaimana-mu dan kamu jawaban dari segala tanya mengapa-ku?

Bagaimana jika, kamu dan aku adalah citra dan simbol-simbol yang diproyeksikan otakku pun otakmu?


Terlalu banyak "bagaimana jika" tidak akan membunuhmu.
dia bukan tercipta untuk membuatmu ragu,
dia tercipta untuk menghadirkan jawaban do'a lewat pilihan-pilihan tertentu.


Mari bercermin sekali lagi. Lebih dalam. Lalu sebrangi bayangan fisik yang muncul pertama kali. Dekonstruksi pikiran, atau kau lebih senang menyebutnya revolusi bagi hati. Jika bagimu hidup adalah petualangan, maka kita adalah dua insan yang tidak butuh buku panduan. Aku yakin pada prinsipku, dan kuyakin kamu-pun begitu. Hanya itu yang kita perlu.


jangan janjikan masa depanmu, apalagi mempertaruhkan hatimu pada ragu. Sementara ini aku ingin menatapmu sedikit lebih lama. Aku senang berenang, menyelam, bahkan tenggelam dalam sorotmu. Bahagiaku telah menjelma dalam rupa renyah tawamu.


Jeda yang membuat pertemuan kita berharga. Spasi yang membuat kita berbeda dari mereka. Saling mengetahui rasa, namun tak ada daya. Mungkin baiknya memilih diam, lalu perlahan pergi dengan nyeri di dada, entah nyeri bagi dada siapa.


tapi siapapun yang memilih pergi, tolong jaga dan tetap benahi diri. Bisa jadi, kita adalah jodoh yang dipertemukan lain kali. kamu adalah masa depan yang kuhampiri dengan hati-hati. kamu adalah hal pertama yang aku cintai bukan hanya berbekal hati.


Pagi ini, aku diingatkan kembali.
Bagaimana aku bisa menyombongkan diri? tentang rasa? tentang cinta? tentang aku, kamu, dan takdirNya ?
Pagi ini aku jatuh cinta sekali lagi. Cinta pada imajinasiku sendiri, atau pada ekspektasi yang diciptakan hati. Pagi ini, "kamu"lah inspirasi bagi lahirnya tulisan ini.


Mengagumimu adalah pertanda hatiku masih berfungsi. terima kasih *.

No comments:

Post a Comment